Judul : Monarki di Negeri Demokrasi
Strategi Komunikasi Politik
Kesultanan Yogyakarta Era Reformasi

Penulis : Slamet, M.A.

Ukuran : 14 x 20 cm

Halaman : 167 halaman

Tahun : 2024

Sinopsis : Yogyakarta adalah simbol harmoni politik dan demokrasi. Keberadaannya menjadi kekuatan tersendiri atas praktik demokrasi yang mengakomodir khazanah politik lokal sebagai identitas Indonesia yang majemuk. Di tengah hiruk-pikuk demokrasi Indonesia yang saat ini sangat lekat dengan politik elektoral, Yogyakarta menyajikan wajah lain yang mana politiknya sangat erat dengan kebudayaan.

Buku “Monarki di Negeri Demokrasi: Strategi Komunikasi Politik Kesultanan Yogyakarta Era Reformasi”  ini mengupas tentang bagaimana Kesultanan Yogyakarta mempertahankan sistem kesultanan di tengah sistem demokrasi yang ada di Indonesia. Sebagai entitas monarki di negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, Kesultanan Yogyakarta menghadapi tantangan unik dalam menegosiasikan peran politik dan kulturalnya di era reformasi.

Melalui pendekatan multidisipliner yang melibatkan media, agama, dan kebudayaan, buku ini menganalisis strategi komunikasi politik yang diterapkan Kesultanan. Penulis mengeksplorasi bagaimana kesultanan memanfaatkan media massa untuk membangun komunikasi politik, memadukan nilai-nilai agama dengan legitimasi budaya, serta menjaga harmoni antara tradisi dan modernitas.

Selain mengkaji secara praktis, buku ini juga menyajikan pandangan-pandangan teoritis dari para ahli terkait dengan politik, baik dari sarjana Barat maupun ilmuwan muslim. Perdebatan pandangan terkait dengan politik dari beberapa sarjana disajikan dengan rapi untuk menggambarkan dinamika keilmuan politik dalam dua perpektif; Islam dan Barat.

Oleh karen itu, buku ini bukan hanya sebuah studi tentang politik lokal, tetapi juga refleksi tentang cara bagaimana kekuatan tradisional mampu bertahan dan beradaptasi dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan gaya penulisan yang tajam dan data yang mendalam, buku ini memberikan wawasan berharga tentang hubungan unik antara warisan budaya, politik modern, dan komunikasi politik. Yogyakarta, tempat tradisi dan demokrasi bertemu, menjadi laboratorium politik yang tak pernah kehilangan daya tariknya.